News

Dzikir Pekan 76, H. Zainal Mustamin Beber Level Manusia Berpuasa

PUSARAN.CO— Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara kembali menggelar Dzikir dan Doa bersama yang telah memasuki pekan ke-76, dipimpin secara virtual oleh Plt Kakanwil Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tenggara, H Zainal Mustamin. Dzikir dan Doa bersama berlangsung di Masjid Amal Bakti Kanwil Kemenag Sultra, Selasa (28/3/2023).

Dzikir dan Doa bersama diikuti Kabag Tata Usaha, H Muhamad Saleh, segenap pejabat administrator dan ASN, Ketua dan Pengurus DWP Kanwil Kemenag Sultra, 17 Kemenag Kab/Kota se Sultra, KUA, Penyuluh, Madrasah, Guru PAI, dan Pondok Pesantren se Sultra secara daring.

H.Zainal Mustamin dalam tausiyahnya  mengatakan salah satu tujuan dari puasa itu adalah taqwa. Menurutnya taqwa itu adalah dampak yang muncul sebagai akibat daripada orang-orang yang melaksanakan perintah Tuhan yaitu perintah kebaikan diantaranya adalah orang yang berpuasa.

“Orang yang berpuasa secara benar dan dilandasi atas keimanan ‘Imanan Wahtisaban’ serta selalu introspeksi diri dalam melaksanakan perintah ALLAH dan menjauhi larangannya maka dampak yang dia peroleh adalah menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa, dan orang yang bertakwa itu akan lebih dekat dia menuju kepada Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebab setiap tujuan ibadah manusia kepada Allah adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ungkapnya.

“Dan ibadah puasa itu mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan mencapai gelar sebagai ‘Muttaqin’ yaitu orang-orang yang bertakwa,” sambungnya.

Plt Kakanwil yang juga sebagai Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag menyebut kata taqwa itu secara sederhana adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa orang-orang bertakwa ialah orang-orang yang mencapai tingkat kesadaran tertinggi didalam kepribadiannya, sikap, dan perilakunya.

Seperti dalam buku karya Nanang Qosim Yusuf dengan judul The Heart Of 7 Awareness dijelaskan bahwa manusia itu sampai pada orang-orang yang ‘Muttaqin’ itu berada pada level yang kelima yaitu manusia yang sadar.

“manusia sadar itu adalah mereka yang selalu melaksanakan sesuatu yang benar dan menghindari sesuatu yang salah, karena dalam kesadarannya menyakini bahwa apapun yang dia lakukan selalu dalam kontrol ALLAH meskipun tidak ada orang lain yang melihat dari apa yang dia kerjakan,” urainya.

Karena itu, H Zainal Mustamin melanjutkan manusia yang masuk pada level sadar yaitu mereka yang memiliki integritas hidup, sehingga itulah yang disebut dengan orang yang bertaqwa.

“Yaitu mereka yang mencapai level kesadaran personalnya yang tinggi dan berdampak pada perilaku sosial kehidupan di tengah masyarakat, maka dengan berpuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki misi agar hamba-hambanya menjadi orang-orang yang sadar yaitu orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
“Ya ayyuhallazina amanu kutiba ‘alaikumus-siyamu kama kutiba ‘alallazina ming qablikum la’allakum tattaqun.

Plt Kakanwil menyebut manusia dibagi dalam lima level atau tingkatan, dari level yg paling rendah menuju level yg paling tinggi. Seperti pada buku yang dijelaskan Plt Kakanwil sebelumnya bahwa level pertama itu adalah golongan manusia-manusia curang.

Manusia curang yang dimaksudnya yaitu  mereka yang tidak rela melihat orang lain dalam keadaan lebih baik dari mereka, baik pada prestasi dan penghasilan orang lain yang lebih tinggi penghasilannya lebih tinggi, karena dalam pikiran orang tersebut bahwa apa yang dimiliki orang lain baik prestasinya, harta, dan pergaulan orang lain harus menjadi miliknya bukan milik orang lain, dan golongan tersebut digambarkan sebagai api yang merusak atau membakar.

“Di dalam Alquran digambarkan dalam Surah Al Imran ayat 120 yang artinya
‘Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan,”

Level kedua, lanjut Kakanwil yaitu
golongan manusia cerdik yaitu orang-orang yang dampaknya licik, memiliki sikap egois yang hanya memikirkan diri sendiri, dan memperoleh sesuatu dengan cara tipu daya.

Level ketiga yaitu golongan manusia pintar, bahwa mereka yang menggunakan logika matematika dan logis saja di dalam kehidupan.

“Jika sesuatu itu sesuai dengan keinginannya dan diterima akalnya itu dianggap baik dan diterimanya. tapi kalau tidak masuk akalnya maka itu tidak diterima, sehingga kepercayaan kepada Allah, Malaikat dan sebagainya dianggap tidak masuk di akal dan itu tidak bisa diterima sehingga orang seperti ini kadang memiliki kecerdasan logika dan pikiran tetapi mereka tidak memiliki kecerdasan akan sesuatu di luar dirinya yang bersifat metafisik yaitu kepercayaan kepada hal yang gaib,” ungkapnya.

Level keempat yaitu golongan manusia cerdas, dimana mereka memiliki kemampuan menyeimbangkan antara pikiran dan jiwa kemudian menyatu antara kecerdasan otak dan kecerdasan jiwa/Psikologis.

Golongan yang paling tertinggi itu adalah golongan manusia sadar yang menggabungkan antara pikiran, hati dan spiritualnya digabungkan. Manusia sadar yaitu orang dengan kesadaran tertinggi berusaha untuk melakukan yang terbaik dari sisi pikirannya, sisi jiwanya dan spiritualnya sehingga berdampak pada perilaku. manusia sadar inilah yang akan dicapai di dalam bulan puasa yang disebut dengan orang-orang yang bertaqwa.

Maka anak-anak sekalian di sekolah para siswa para santri, bapak dan ibu guru, serta penyuluh kita berusaha bergerak karena dalam dinamika kehidupan kita dari kecil sampai sekarang sulit terhindarkan dari 5 level ini yaitu golognan manusia digolongan pertama yaitu golongan manusia curang, kemudian meningkat menjadi manusia cerdik, naik pada golongan manusia pintar, terus cerdas,dan tertinggi itu golongan manusia sadar.

Kalau sudah sampai dilevel golongan manusia sadar, dengan begitu kita dapat meninggalkan sifat-sifat golongan manusia sampai level keempar tadi, yang  itu yang diharapkan daripada puasa yang kita laksanakan mudah-mudahan Allah berikan kekuatan kepada kita agar terus meningkatkan kesadaran didalam diri kita untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauji larangan-Nya, terus memperbaiki diri kita kepada ALLAH, sesama manusia,dan dengan alam sekitar,” pungkasnya.

Diakhir kesempatan, Kakanwil menyempatkan diri menyapa seluruh peserta dzikir baik yang mengikuti secara luring maupun daring. Kakanwil juga berkesempatan mendengarkan yel-yel Kemenag Sultra Bersahabat. (RLS)

Related Posts

Leave Comment