PUSARAN.CO– Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan (Kec) Lohia, Kabupaten (Kab) Muna, Jamaluddin, S.Pd I, Kamis (7/4), Menyampaikan Ceramah Agama/Kuliah tujuh menit (Kultum) usai Shalat Zuhur berjama’ah, sebagai rutinitas Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Muna, selama bulan suci Ramadhan 1443 H/2022, di Aula Kantor Kemenag Kab. Muna.
Dalam Kultumnya, Jamaluddin mengangkat Tema tentang, “10 (sepuluh) Hal Yang Membuat Puasa Sia-sia, adalah sebagai berikut:
1. Tidak ikhlas
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan tentang banyaknya orang yang puasanya sia-sia: “Kam min shaaimin laisa lahuuhu min shiyaamihi illal juu’u wal ‘athsyu”
“Betapa banyak orang yang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar, dan dahaga.” (HR. An Nasa’i dan Ibnu Majjah).
Siapa saja mereka? Yang pertama adalah orang yang mengerjakan puasa namun tidak ikhlas, tidak karena Allah. Ibadah hanya akan diterima Allah jika ikhlas. Demikian pula puasa. Termasuk keutamaannya, hanya bisa didapatkan kalau didasari iman dan hanya mengharap balasan dari Allah.
“Man shaama ramadhaana iymaanan wahtisaaban ghufiralahumin maa taqaddama min dzanbihi”.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih)
2. Berkata kotor
Orang yang berkata keji alias rafats, yang secara mudahnya berarti pornografi, maka puasa yang dijalani orang tersebut juga bisa sia-sia.
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: Aku sedang berpuasa.” (Muttafaq ’alaih)
3. Mengumpat dan marah
Sebagaimana hadist di atas, mengumpat juga membuat pahala puasa berkurang bahkan hilang sama sekali. Dengan itu maka puasa tersebut menjadi sia-sia. Demikian pula marah, ia juga bisa membuat puasa menjadi sia-sia. Mengumpat dan marah adalah setali tiga uang.
4. Mencela dan mengajak bertengkar
Jika ada orang yang mencela atau mengajak berkelahi, Rasulullah SAW menuntunkan agar orang yang sedang puasa untuk menahan diri. Cukup menjawab bahwa dirinya sedang berpuasa: innii shooim
Jika ada yang mengajak berkelahi saja kita disuruh menahan diri, bagaimana jika kita yang mencela dan mengajak bertengkar? Pahala puasa bisa melayang dan sia-sia.
5. Ghibah
Ghibah alias membicarakan keburukan orang lain juga bisa membuat puasa sia-sia. Ia sejenis dengan berkata keji, mengumpat dan mencela, yakni sama-sama penyakit lisan.
Bahkan ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal, dan di neraka kelak, siksa untuk orang yang suka ghibah juga seperti firman Allah ini: “Walaa yaghtab ba’dhukum ba’dha, ayuhibbu ahadukum ayya’kula lahma akhiyhi maytan fakarihtumuuhu, wattaqullaaha
, innallaaha tawwaburrahiym”.
“Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujuraat: 12)
6. Berdusta
Berbohong atau berdusta secara tegas disebutkan oleh Rasulullah sebagai penyebab puasa sia-sia dan hilangnya pahala. Allah tidak membutuhkan ibadah puasa orang yang berdusta.
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari)
7. Kesaksian palsu
Memberikan kesaksian yang palsu juga dapat merusak pahala puasa dan menjadikan puasa sia-sia. Ini merupakan bentuk lain dari kebohongan bahkan lebih parah dari sekedar berdusta biasa.
8. Fitnah
Berghibah adalah dosa, sedangkan yang lebih besar dosanya dari itu adalah fitnah. Yakni jika seseorang mengatakan keburukan orang lain padahal orang itu tidak melakukannya. Fitnah kepada seseorang juga membuat puasa sia-sia dan pahala lenyap.
9. Korupsi
Jika berdusta, kesaksian palsu dan fitnah adalah kebohongan lisan, maka korupsi termasuk yang disebutkan Rasulullah SAW dalam hadits di atas; wal ‘amala bihi. Korupsi selain merupakan dosa besar, juga menyebabkan puasa menjadi sia-sia.
10. Maksiat lainnya
Seluruh kemaksiatan bisa menjadi penyebab puasa sia-sia dan berkurangnya pahala. Karenanya kita perlu waspada dan bermujahadah agar diri kita terhindar dari segala bentuk kemaksiatan yang sebenarnya harus kita jauhi tidak hanya di bulan Ramadhan tapi juga di sepanjang waktu.(RLS)