agama

Kemenag Sultra Gelar Pisah Sambut Kakanwil dan Halal Bihalal

PUSARAN.CO— Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar pisah sambut Kakanwil sebelumnya KH Zainal Mustamin yang saat ini menjabat sebagai Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah pada Ditjen Bimas Islam Kemenag RI dan Kakanwil yang baru dilantik oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada 9 Mei 2023 lalu, yakni H Muhamad Saleh, Jumat (19/5/2023) di Ballrom KH Baedawi Asrama Haji Kendari.

Gelaran pisah sambut berlangsung dalam suasana penuh kebersamaan, dihadiri seluruh pejabat administrator lingkup Kanwil Kemenag Sultra, Kepala Kemenag kab/kota se Sultra, jajaran ASN Kemenag Sultra serta sejumlah undangan lainnya.

“Perpisahan itu hanya berlaku bagi mereka yang mencintai dengan mata. Tapi bagi mereka yang mencintai dengan hati, tidak ada kamus perpisahan. Karena hati mereka selalu tertaut dan ditautkan oleh Tuhan, karena mereka selalu Bersama, Bersatu, Bersaudara,” demikian pesan yang disematkan H Zainal Mustamin.

Dirinya mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan kerjasama seluruh jajaran Kemenag Sultra selama dirinya menjabat sebagai Kakanwil.

“Kami juga menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan dan kekhilafan selama kebersamaan,” imbuhnya.

Zainal Mustamin juga mengucapkan selamat kepada Kakanwil H Muhamad Saleh dan berharap dibawah kemepimpinan Kakanwil baru, Kemenag Sultra menjadi jauh lebih baik.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sultra H Muhamad Saleh dalam sambutannya mengatakan, Pergantian pimpinan di suatu instansi atau lembaga merupakan hal yang lumrah terjadi, apalagi pergantian jabatan ini bertujuan untuk kaderisasi dan regenerasi. Pergantian jabatan ini juga merupakan bentuk penyegaran sekaligus menambah semangat untuk peningkatan kinerja organisasi.

Dikatakannya, Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara patut bersyukur karena salah satu putra terbaiknya KH Zainal Mustamin mendapat amanah sebagai Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah pada Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, suatu amanah yang membanggakan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya insan Kemenag Sultra.

“Beliau selama kurang lebih 82 pekan atau 578 hari telah masih meletakkan fondasi kuat tentang nilai-nilai kebersamaan dan persahabatan melalui gerakan Kemenag Sultra Bersahabat. Insya Allah semangat ini akan menjadi nilai perilaku kerja ASN Kemenag Sultra secara substantif dan bukan sekedar lip service,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Kakanwil juga menyampaikan pesan Gus Menteri untuk mensukseskan program unggulan Kementerian Agama dan memastikan semua layanan Kementerian Agama tidak ada transaksional. Menindaklanjuti pesan tersebut, agenda Kementerian Agama Sulawesi Tenggara yang mendesak diantaranya penataan organisasi melalui reformasi birokrasi menuju Zona Integritas dan transformasi digitalisasi layanan.

Dimana, selama kurang lebih 3 tahun berturut satuan kerja di wilayah Sulawesi Tenggara terus mengikuti penilaian ZI namun sampai dengan Tahun 2022 belum satupun satker di wilayah Sultra yang lolos penilaian ZI. Sehingga melalui momentum tersebut dirinya selaku Kakanwil akan berkomitmen dan memimpin langsung upaya menuju ZI sehingga pada penilaian tahun 2023 ada satuan kerja kategori Wilayah Bebas Korupsi (WBK).

Dirinya menambahkan, untuk layanan transformasi digital Kanwil Kemenag Sultra telah membentuk tim kerja dan sedang bekerja untuk hadirnya satu program layanan yang ramah untuk semua. Hal ini dimaksudkan untuk menghadirkan layanan Kementerian Agama yang mudah, ramah, transparan dan terukur.

Selanjutnya moderasi beragama untuk wujudkan toleransi menghadapi tahun kontestasi politik 2024 Kementerian Agama Sultra harus menjadi agen perdamaian umat. Kantor Kementerian Agama kab/kota menjadi garda terdepan mewujudkan toleransi dan perdamaian di tengah-tengah umat.

“ASN Kemenag Sultra menjadi duta-duta perdamaian di tengah hiruk pikuk kontestasi politik tahun 2024. Kami minta para Kankemenag kab/kota untuk menginisiasi program kegiatan inovatif yang berorientasi pada kerukunan dan kedamaian umat,” tegasnya.

Kemudian pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid. Masjid harus kembali kepada fungsi asalnya sebagai sentra interaksi dan transaksi. Interaksi vertikal dan horizontal, serta ransaksi untuk membicarakan hidup dan perjuangan.

“Masjid menjadi etalase peradaban Islam dan pergerakan ekonomi umat, kami mengambil langkah menjadikan Masjid Amal Bakti Kemenag Sultra sebagai pilot project program pemberdayaan masjid. Pengurus Masjid hadir untuk melayani jamaah dan uang infaq harus segera dikelola untuk kepentingan jamaah bukan diendapkan. Untuk itu kami telah membentuk tim pemberdayaan masjid dan sedang bekerja untuk itu,” tandas Kakanwil.(RLS)

Related Posts

Leave Comment