PUSARAN.CO- Kendari (PPID Utama Sultra), Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), hadir dalam rapat rutin mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI) dilaksanakan di Aula Merah Putih Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra (Senin, 15 Mei 2023).
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak diseluruh Indonesia dipimpin Kemendagri RI Tito Karnavian, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini, Staf Khusus Menteri Perdagangan Syailendra, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy, Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah, Satgas Pangan Polri, Brijen TNI Eko Nur Santo Staf Ahli Panglima TNI Bidang Ekonomi dan Keuangan, serta diikuti perwakilan pemerintah daerah dan forkompinda se-Indonesia.
Turut hadir dari Jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Kepala Perwakilan BI, Karo Ekonomi, Kadis Ketahanan Pangan, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan, Kadis Koperasi dan UMKM serta beberapa Pejabat terkait.
Arahan Mendagri RI, Muhammad Tito Karnavian, pada minggu yang lalu sudah membahas mengenai inflasi terkendali dan bagus perkembanganya sehingga turun ke angka 4,33% year on year dibandingkan tahun lalu, meskipun dari bulan ke bulan ada sedikit kenaikan 0,33% sehingga, ada 3 (tiga) penyumbang inflasi yang signifikan di bulan yang lalu yaitu:
1. transportasi khususnya angkutan udara sebesar 11,96%, yakni tiket udara diatur oleh Pemerintah Pusat, oleh karna itu perlu langkah dari pemerintah pusat untuk mengatur agar tiket kargo udara bisa diturunkan.
Lanju, Saya Sudah menyampaikan ke Bapak Presiden mengenai hal ini, karna daerah sangat sulit untuk mengatasi sendiri harga tiket pesawat dan harga kargo pesawat, dan beliau akan memimpin rapat minggu ini dengan semua stakeholder yang berhubungan dengan transportasi udara dengan target menurunkan harganya.
2. Makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,49% dari 4,33 % sehingga harus di monitor dan harga yang diatur oleh pemerintah di perlukan
evaluasi dan monitoring terus menerus jangan pernah bosan karna ini kerja bersama pemerintah pusat mulai dari badan pangan,Bulog, kementerian perdagangan,Pertanian, yang berhubungan dengan kementerian perekonomi,pajak,ekspor impor, dan lain serta seluruh pemerintah daerah.
3. Perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,53%
Paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, menyampaikan kenaikan harga tertinggi di luar jawa dan sumatera terjadi dikolaka utara dengan nilai IPH 9,13 % untuk komoditas adil terbesar diwilayah luar pulau jawa didominasi oleh bawang merah dan daging ayam ras.
Sementara itu, Kasatgas Pangan Polri mengatakan pertama, harga komoditas telur ayam ras dan beras medium rata-rata masih diatas harga acuan dan HET Kedua, terjadi tren fluktuatif harga bahan pokok yaitu komoditas daging ayam ras dan komoditas bawang putih (masih dibawah HA) Ketiga, komoditas yang perlu dilakukan pemantauan secara intensif serta intervensi dari pemerintah yaitu jagung untuk tingkat peternak dan kedelai supaya harga stabil Keempat, dengan masuknya beras impor sebanyak 164,64 ribu ton, maka CBP pemerintah hingga saat ini 389.124 ton Kelima, secara keseluruhan bahan pokok cukup dan untuk komoditi yang harganya cenderung stabil yaitu cabai, daging sapi, tepung, terigu dan minyak goreng curah sedangkan beberapa komoditi lain terdapat kenaikan harga yang masih dalam batas wajar.
Di lain sisi Kadis Ketahanan Pangan Ari Sismanto mengukapkan tadi kita sudah ikuti bersama bahwa Sultra berada di urutan ke-4 secara nasional dengan inflasi 5,3 %, meskipun Sulawesi Tenggara mengalami inflasi 0,29 namun ada beberapa hal yang tadi kita simak bersama-sama pertama, sektor transportasi merupakan komponen yang mempengaruhi inflasi terbesar disultra dan tadi bapak Kemendagri menyampaikan akan ada tindaklanjut untuk penanganan sektor transportasi yang akan dipimpin langsung oleh bapak Presiden RI minggu depan.
Kedua, sektor makanan, minuman dan tembakau, khusus komoditas beras disultra masih berkontribusi terhadap inflasi sekitar 0,1 % inilah yang harus kita antisipasi secara bersama-sama yang lainnya adalah komoditas ikan-ikanan.
Lanjut, tadi kita sama-sama melihat bahwa indeks perubahan harga pada 2 minggu berturut-turut, terjadi di minggu kemarin Kolaka Utara masih berada diurutan teratas dengan 10,39% Minggu ini Kolaka Utara kembali masih berada diurutan tertinggi dengan 9,13 % kami tadi telah mengecek indeks perubahan harga yang dipengaruhi oleh komoditas antara lain beras, ikan kembung dan minyak goreng, sehingga minggu kemarin rapat inflasi telah diputuskan TPID untuk segera mengambil langkah-langkah yaitu turun langsung ke Kolaka Utara.(rls)